6.1 Belajar Demokrasi Lewat OSIS

Dalam lingkungan sekolah, kamu dapat belajar tentang demokrasi melalui pemilihan Ketua OSIS. Namun, dalam praktiknya terdapat empat hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama adalah pembentukan panitia pemilihan, yang beranggotakan perwakilan peserta didik dari setiap kelas. Kedua adalah membentuk lembaga pengarah, yang dibentuk oleh masing-masing sekolah dan biasanya beranggotakan pengawas sekolah, guru BK, dan pembina OSIS, serta mantan Ketua OSIS.

Ketiga adalah mengadopsi sistem pemilihan umum (pemilu) langsung yang dilakukan secara serentak, sebagai wadah pembelajaran demokrasi bagi peserta didik. Praktik pemilihan Ketua OSIS sebaiknya dilakukan dengan mengadaptasi sistem pemilu guna menjadi contoh awal dari hidup berkewarganegaraan dan berdemokrasi yang ditanamkan sejak dini. Melalui adaptasi sistem pemilu serentak, diharapkan mampu melahirkan pemimpin yang demokratis yang kreatif, inovatif, dan memiliki berbagai kemampuan kolaboratif, serta dapat menampung aspirasi seluruh warga sekolah dengan bijak. Selain itu, metode ini juga memberikan pelajaran bahwa demokrasi harus dilakukan secara efektif, efisien, dan minim konflik. Keempat adalah memperoleh dukungan lewat kampanye umum, seperti pemilu, kampanye digunakan untuk menyampaikan visi dan misi seorang calon pemimpin terkait rencana ke depan dan upayanya nanti dalam memimpin rakyat. Kampanye oleh para calon Ketua OSIS adalah cara untuk meyakinkan warga sekolah dalam menentukan dan memilih calon Ketua OSIS yang memiliki program kerja sesuai dengan aspirasi kolektif dan harapan mereka untuk sekolah ke depannya. Kampanye dapat dilakukan melalui orasi dan juga penggunaan konten kreatif.