7.1 Asah Kreativitas dan Empati Anak dengan Bermain Peran
Bermain peran, seperti menjadi dokter, guru, atau polisi, bukan hanya menyenangkan tapi juga memiliki banyak manfaat positif bagi anak. Berimajinasi menjadi seseorang terbukti dapat merangsang kemampuan kreativitas anak, membuat anak belajar berempati, dan mengasah keterampilan sosialnya. Nah, apa saja kemampuan perkembangan yang akan terasah jika anak bermain peran?
a. Belajar Perspektif Berbeda
Bermain imajinasi bisa mendorong perkembangan kemampuan sosial karena anak bersandiwara menjadi orang lain. Hal ini akan memungkinkan anak menjelajahi dunia dari perspektif berbeda, dan juga membutuhkan pemikiran dari dua arah pada waktu bersamaan. Jika anak berperan sebagai seorang ibu, ia harus membayangkan apa yang akan dilakukan jika bayi menangis atau rewel. Jika anak berperan sebagai hewan peliharaan, ia juga harus bisa mencoba berkomunikasi tanpa berbicara layaknya manusia, dan sebagainya. Anak yang memiliki teman imajiner juga bisa memperkaya kemampuannya berteman tanpa harus menghadapi perilaku tak terduga dari orang lain.
b. Mengasah Kemampuan Negosiasi
Saat anak bermain peran dengan temannya, mereka harus memperhatikan perilaku orang lain dan juga sinyal pesan secara jelas terkait dengan apa yang sedang dilakukan. Mereka juga memperhatikan sinyal dari partisipan permainan lainnya dan belajar bagaimana meresponsnya. Komunikasi semacam itu sebenarnya terjadi dalam interaksi di dunia nyata. Namun, saat anak bermain fantasi, kemampuan ini lebih terasah. Anak belajar cara berkomunikasi, negosiasi, kompromi, kerja sama, dan koordinasi, agar permainan terus berlanjut.
c. Anak Lebih Percaya Diri
Penelitian menunjukkan anak-anak yang kompeten biasanya lebih tertarik melakukan permainan peran. Anak yang mudah bergaul dan juga cerdas juga biasanya memiliki daya jelajah imajinasi yang luas.
Gabung dalam percakapan